Senin, 14 Januari 2013

Makalah Apresiasi Budaya




MELESTARIKAN BUDAYA GREBEG PANCASILA di BLITAR JAWA TIMUR
Sebagai salah satu syarat melengkapi serangkaian tugas
mata kuliah Apresiasi Budaya



Oleh :
Yulia Fitriani Rahayu
NIM: 12207241021
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI KERAJINAN
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2012


KATAPENGANTAR

        Dengan mengucap Syukur Alhamdulillah Berkat Rahmat Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan laporan observasi ini. Laporan ini di buat dengan tujuan untuk melengkapi serangkaian tugas mata kuliah  "Apresiasi Budaya" dengan tema “Melestarikan Kebudayaan Indonesia” yang berjudul “Melestarikan Budaya Grebeg Pancasila di Blitar Jawa Timur” . Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi, namun dengan semangat dan dibantu semua pihak akhirnya penulisan laporan observasi ini terselesaikan. Dalam kesempatan ini penulis berterima kasih kepada ibu Yuli Sectio Rini, M.Hum selaku dosen mata kuliah Ilmu Pendidikan, yang telah membantu mengarahkan dan memberi motivasi kepada penulis. Penulis sangat menyadari bahwa penulisan laporan observasi ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga kritik dan saran yang membangun semangat sangat penulis harapkan, agar  lebih baik dimasa yang akan datang. Semoga laporan observasi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan dapat memberi manfaat bagi pembaca pada umumya.
Yogyakarta, 08 November 2012


Penulis


BAB I
PENDAHULUAN
            Kebudayaan menurut Koentjaraningrat, bapak budaya adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
            Sedangkan menurut EB Tylor, kebudayaan adalah keseluruhan yang kompleks meliputi pengetahuan, kepercayaan kesenian, hukum, moral, adat dan berbagai kemampuan serta kebiasaan yang diperoleh manusia sebagai masyarakat.
            Kebudayaan jawa sebagai salah satu kebudayaan lokal Nusantara mampu menjadi salah satu pilar kebudayaan nasional. Kearifan budaya lokal yang tersebar di seluruh Nusantara secara nyata mampu menciptakan perilaku masyarakatnya lebih bermoral dan mempunyai kesantunan yang tinggi. Sikap bathin dalam menjaga keselarasan interaksi sosial, selalu dijaga dalam parameter yang bersifat ajeg, tanpa gejolak, selalu mengedepankan perdamaian, atau sering disebut harmoni sosial.
            Interaksi sosial selalu ditandai dengan sikap rukun, hormat, sehingga konflik selalu dapat dihindarkan atau dieliminir. Konsep itulah yang mampu merubah tatanan makro menjadi ajeg, selaras dan harmoni sehingga secara sinergis menciptakan dunia yang harmonis. Konsep- konsep inilah yang perlu dijaga dan dilestarikan. Maka dalam kesempatan kali ini penulis mengambil obyek pengamatan Upacara Budaya Grebeg Pancasila di Blitar Jawa Timur yang perlu tetap dijaga dan dilestarikan.
           

           

PERMASALAHAN DAN RUMUSAN MASALAH
Permasalahan
            Berdasarkan latar belakang yang penulis buat, adapun permasalahan yang diangkat adalah bagaimana kebudayaan Nusantara tetap terjaga dan dapat terus dilestarikan.
Rumusan Masalah
a. Adakah kebudayaan yang masih dilaksanakan di indonesia?
b. Bagaimana cara menjaga dan melestarikannya?
c. Bagaimana antusias masyarakat terhadap kebudayaan itu ?
Tujuan Observasi
1. Mengetahui mengetahui salah satu kebudayaan Indonesia.
2. Mengetahui cara pelestarian suatu kebudayaan Indonesia.
3. Mengetahui apakah kebudayaan tersebut  menarik antusias masyarakat untuk tetap melestarikannya.                                               
4. Untuk melengkapi serangkaian tugas mata kuliah Sistem Sosiologi Budaya Indonesia.

Manfaat Observasi
1. Dapat mengetahui cara melestarikan suatu kebudayaan Indonesia.
2. Dapat menambah ilmu dan wawasan kita mengenai Kebudayaan Indonesia dan cara pelestariannya.
Instrumen Observasi
            Adapun instrumen yang dipergunakan pada saat observasi adalah sebagai berikut:
1. Cara pengamatan
a. Pengamatan langsung.
b.Mencari dari sumber informasi.

2. Alat pengamatan
a. Lembaran hasil pengamatan.
b. Lembaran hasil informasi yang diterima.




BAB II
KAJIAN TEORI
Menurut Kroeber dan Kluckhon, Kebudayaan adalah keseluruhan pola tingkah laku dan pola bertingkah laku baik eksplisit maupun implisit maupun implisit yang diperoleh dan diturunkan melalui simbol yang akhirnya mampu membentuk sesuatu yang khas dari kelompok manusia termasuk perwujudannya dalam benda- benda materi. Simbol sendiri merupakan sesuatu yang menghubungkan objek dengan objek lain dengan suatu pemahaman makna.
Simbol terbagi menjadi dua yaitu:
·         Simbol Representatif
Simbol yang pemahamannya secara total/ holistik/ kesatuan dan tidak terpisah- pisah.

·         Simbol Diskursif
Simbol yang pemahamannya harus melalui kronologi dan penghayatannya membutuhkan intelektual tertentu agar dapat dimengerti maknanya.

Kebudayaan jawa sebagai salah satu kebudayaan lokal Nusantara mampu menjadi salah satu pilar kebudayaan nasional. Kearifan budaya lokal yang tersebar di seluruh Nusantara secara nyata mampu menciptakan perilaku masyarakatnya lebih bermoral dan mempunyai kesantunan yang tinggi. Sikap bathin dalam menjaga keselarasan interaksi sosial, selalu dijaga dalam parameter yang bersifat ajeg, tanpa gejolak, selalu mengedepankan perdamaian, atau sering disebut harmoni sosial.
            Interaksi sosial selalu ditandai dengan sikap rukun, hormat, sehingga konflik selalu dapat dihindarkan atau dieliminir. Konsep itulah yang mampu merubah tatanan makro menjadi ajeg, selaras dan harmoni sehingga secara sinergis menciptakan dunia yang harmonis. Konsep- konsep inilah yang perlu dijaga dan dilestarikan.
Kerangka normatif dalam menentukan bentuk konkrit interaksi manusia Jawa adalah prinsip keselarasan hidup, baik mikrokosmos maupun dalam kapasitas sebagai bagian dari makrokosmos. Tanda- tanda ketegangan dalam interaksi sosial dalam masyarakat jawa yang mulai nampak akan segera dihilangkan dengan prinsip kerukunan untuk mencapai sebuah keselarasan. (Franz Magnis Suseno, 1988).
Beberapa konsep Budaya antara lain:
·         Batasan kebudayaan dipengaruhi oleh konsep sosial culture sosial fact (kultur sosial) dan conscience collective  (kesadaran kolektif)
·         Struktur sosial menjadi dasar utama dari masyarakat dan budaya atau adat istiadat, inklusif termasuk dalam struktur sosial.
·         Struktur sosial dianggap statis dan interaksi sosial dianggap dinamis.
Hal- hal diatas, menjadi sangat perlu bagi kita mengetahui tentang kebudayaan Indonesia. Kebudayaan yang tertata apik akan menarik antusias dari berbagai khalayak. Antusias yang maksimal akan menjadikan suatu kekuatan dilingkungan kelahiran budaya itu. Semua  itu perlu dijaga dan dilestarikan keberadaannya sebagai ciri khas suatu bangsa indonesia.





BAB III
HASIL OBSERVASI
1 Juni sebagai hari lahirnya Pancasila. baik dari sisi fakta historis, yuridis bahkan sosiologis sudah tak terbantahkan lagi jika Pancasila yang kini menjadi falsafah bangsa lahir pada momentum 1 Juni 1945. 
Kalau saat ini pemerintah pusat dan banyak daerah mulai memperingati tanggal 1 Juni sebagai hari Pancasila, pria yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Blitar itu menganggap sebagai acara formalitas belaka. Ritual Grebeg Pancasila sendiri sudah menjadi agenda rutin di Kota Blitar sejak sekitar 10 tahun terakhir. Acara Grebeg Pancasila yang melibatkan masyarakat Kota Blitar itu dikemas melalui seremonial budaya.

            Grebeg Pancasila didahului acara kirab obor, upacara bendera menggunakan atribut tradisi Jawa hingga kenduri Pancasila. Tiga tempat yang menjadi rute ritual Grebeg Pancasila, yakni Istana Gebang (rumah eks keluarga Bung Karno yang kini dikelola pemerintah), alun-alun kota dan berakhir dengan makam Bung Karno di kawasan Bendogerit, Kota Blitar.

            Selama acara, kirab gunungan lima tumpeng yang menarik perhatian selama Grebeg Pancasila. Diberi nama gunungan karena ukurannya tak wajar, yakni masing-masing setinggi tiga meter. Kelima tumpeng itu melambang kelima sila yang ada di Pancasila.

            Kirab keliling kota itu juga diiringi berbagai musik dan kesenian tradisional seperti jaranan sehingga suasana kian hidup. Acara berakhir di komplek Makam Bung Karno. Selanjutnya, kelima tumpeng raksasa jadi santapan warga.

            Kirab atau arak-arakan bertujuan mengenalkan, melestarikan dan sekaligus menghidupkan nilai-nilai Pancasila. Lima tumpeng itu artinya kelima sila yang ada di Pancasila agar pelajar kian paham dengan arti yang terkandung dalam Pancasila itu.



BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil observasi, penulis dapat menyimpulkan beberapa hal, yaitu :
·         Kebudayaan Nusantara sangat beragam dan menarik
·         Kebudayaan Nusantara memiliki suatu makna yang penting

Saran
·         Perlunya penjagaan dan pelestarian khusus agar suasana ceremonial ini lebih khidmat.




DOKUMENTASI HASIL OBSERVASI